Tes STIFIn Bukan Ramalan
Memilih
Tes STIFIn sama dengan menghindari spekulasi. Bukan pe-label-an dan bukan
peramalan. Pada setiap mesin kecerdasan dan personaliti terhadap kelebihan dan
kelemahan dalam satu paket.
Tes STIFIn bukan me-label-kan seseorang karena paket kelebihan dan kelemahan seseorang itu ditemukan kesejatiaannya secara meyakinkan, tidak semu dan tidak meraba-raba (sehingga tidak menjadi label palsu).
Tes STIFIn bukan me-label-kan seseorang karena paket kelebihan dan kelemahan seseorang itu ditemukan kesejatiaannya secara meyakinkan, tidak semu dan tidak meraba-raba (sehingga tidak menjadi label palsu).
Hasil Tes STIFIn juga bukanlah ramalan, hujum, atau tilikan. Kesuksesan
yang diraih dengan berusaha di jalan yang tepat menggunakan jalur mesin kecerdasan,
bukanlah ramalan sukses yang datang dari garis tengah (seperti pada palmistry).
Konsepnya
dibangun berdasarkaan teori-teori para ahli di bidangnya yang kemudian
dielaborasi. Terdapat tiga terori yang menjadi dasar pijakan konsep STIFIn,
masing-masing:
1. Teori Fungsi Dasar dari perintis
psikologi analitik berkebangsaan Swiss bernama Carl Gustav Jung yang mengatakan
bahwa terdapat empat fungsi dasar manusia yakni fungsi pengindraan (sensing),
fungsi berpikir (thinking), fungsi merasa (feeling), dan fungsi intuisi
(intuition). Dari empat fungsi dasar itu, hanya salah satu diantaranya ada yang
dominan.
2. Teori Belahan Otak dari seorang neurosaintis Ned Hermann
yang membagi otak menjadi empat kuadran yakni limbik kiri dan kanan, serta
cerebral kiri dan kanan.
3. Teori Strata Otak Triune (tiga kepala menyatu) dari
neurosaintis lain yang berkebangsaan Amerika, Paul MacLean yang membagi otak
manusia berdasarkan hasil evolusinya: otak insani, mamalia, dan reptilia.
Di atas segalanya, perlu digarisbawahi,
konsep STIFIn bukan sekedar mengubah dari 3 kotak (MacLean) menjadi 4 kotak
(Jung dan Hermann) kemudian menambahkan satu lagi kotak menjadi 5 (STIFIn).
Jika hanya begitu adanya, STIFIn tidak lebih dari hanya sebuah rangkuman dan
berhenti di situ. Fakta bahwa STIFIn bisa menjelaskan banyak hal, membuktikan
bahwa konsep ini memiliki hal-hal baru hasil sintesa. STIFIn memiliki hal-hal
berikut ini:
- Teori
menyilang sebagai superior dan inferior dalam satu paket,
- Teori
irisan persamaan (diantara kutub perbedaan pada kuadran dan diagonal)
- Teori
hubungan sosial segi lima yang unik dan logis (kami menyebutnya dengan Teori
Sirkulasi STIFIn),
- Teori
keselarasan metabolisme tubuh berdasarkan mesin kecerdasannya,
- Teori
kalibrasi berdasarkan mesin kecerdasannya,
- Teori
genetika sesuai mesin kecerdasannya,
- Teori
strata genetik mulai dari Mesin Kecerdasan-Drive Kecerdasan-Kapasitas
Hardware-Golongan Darah.
Kelak di kemudian hari, berpeluang muncul banyak teori-teori lain, sekadar
untuk menunjukkan betapa universalnya konsep STIFIn. Ini bisa dibilang
teori palugada, apa lu mau gua ada.
0 komentar:
Posting Komentar